BAB
I
Klasifikasi
Baja Paduan Rendah
Baja paduan
rendah adalah salah satu klasifikasi dari baja paduan (alloy steel) yaitu : low alloy steel,medium alloy steel,dan high
alloy steel. Klasifikasi ini dibedakan menurut unsur paduannya. Baja paduan
rendah (low alloy steel) tergolong
jenis baja karbon yang memiliki tambahan unsur paduan seperti Nikel, Chromium
dan Molybdenum. Total unsur paduannya mencapai 2,07%-2,5%. Baja paduan rendah
memiliki baja yang sedikit mengandung unsur
paduan dibawah 10% dibandingkan
dengan baja paduan tinggi mengandung unsur paduan diatas 10% .
Baja paduan rendah (low alloy steel) dapat
dikelompokkan menjadi :
2.1 Baja
paduan rendah kekuatan tinggi
Baja ini mempunyai sifat mekanis dan ketahanan korosi
yang lebih baik bila dibandingkan dengan baja paduan rendah biasa. Baja ini
dibuat melalui pengerasan baik dalam keadaan diannealing atau normalizing.
Baja ini kadar karbonnya rendah sehingga relatif lunak dan liat, sehingga
mudah dalam pembentukan dan pengelasan. Unsur-unsur seperti Si,Mn,Ni,Cr,Mo,
ditambahkan dalam baja ini. Sebagai unsur-unsur paduan ( alloying element)
dengan jumlah total tidak lebih dari 5% . Unsur-unsur ini membentuk solid
solution dengan ferrite sehingga menambah kekuatan baja.
2.2 Baja
paduan rendah biasa
Biasanya baja ini mengandung paling sedikit 0,3% C,
yang berarti mudah untuk dikeraskan karena adanya unsur-unsur Ni,Cr,Mn,Mo,
berarti baja ini mempunyai sifat hardenability yang baik bila mana baja ini
diannealing dan distempering sampai kekuatan tertentu atau bilamana seluruh
stuktur martensite, maka baja ini mempunyai gejala yang menunjukkan sifat
mekanis yang sama dengan baka karbon biasa yang mengandung unsur C yang sama.
Dalam ukuran-ukuran baja yang besar, baja karbon tidak dapat dikeraskan secara
sempurna, sehingga unsur-unsur paduan diperlukan untuk sifat –sifat pengerasan
yang lebih baik, maka untuk baja dengan ukuran-ukuran besar.. Alloy steel cocok untuk memperolah kekuatan maksimum
dengan proses heat treatment.
Baja
paduan rendah ( low alloy steel) dapat diklasifikasikan lagi, yaitu:
1.
Menurut komposi kimia, seperti Nikel stel, Nikel
Chromanium steels,molybdenum steels, 20
2.
Menurut proses perlakuan panas, seperti quenched
and tempered (QT) Normalized and tempered (NT) annealed (A) dan sebagainya.
Ciri-ciri umum
baja paduan rendah yaitu :
1.
Jumlah unsur paduan < 10%
2.
Memiliki
kadar karbon sama seperti baja karbon, tetapi ada sedikit unsur paduan dengan
penambahan unsur paduan, kekuatan dapat dinaikkan tanpa mengurangi keuletannya,
kekuatan fisik, dan daya tahan terhadap korosi, aus, dan panas lebih baik
3.
Baja
paduan rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat mencapai kekuatan
leleh sebesar 80 – 110 ksi (550 – 760 MPa). Kekuatan leleh biasanya
didefinisikan sebagai tegangan pada regangan offset 0,2%, karena baja ini tidak
menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur yang tepat baja ini dapat
dilas, dan biasanya tidak membutuhkan tambahan perlakuan panas setelah
pengelasan dilakukan. Untuk beberapa keperluan khusus, kadangkala dibutuhkan
pengendoran tegangan.
Beberapa baja karbon, seperti baja tekanan fluida
tertentu, dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat memberikan kekuatan leleh
sekitar 80 ksi (550 MPa), namun kebanyakan baja dengan kekuatan sedemikian merupakan
baja paduan rendah. Baja paduan rendah ini pada umumnya memiliki karbon sekitar
0,2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur butiran kasar (martensit)
yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau pengelasan, sehingga dapat
mengurangi bahaya retakan.
Perlakuan panas terdiri dari pendinginan (pendinginan
secara cepat dengan air atau minyak paling tidak 16500 oF (9000oC)
sampai sekitar (300 – 4000)oF; kemudian penyepuhan dengan pemanasan
kembali sampai paling tidak sekitar 11500F (6200oC) dan kemudian
dibiarkan mendingin. Penyepuhan, meskipun mengurangi sedikit kekuatan dan
kekerasan dari bahan yang telah didinginkan, namun dapat meningkatkan
kekenyalan dan keuletan. Pengurangan dalam kekuatan dan kekerasan dengan
peningkatan temperatur sedikit dilawan oleh munculnya pengerasan sekunder yang
terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau vanadium karbida.
Penyerapan ini dimulai pada temperatur sekitar 9500oF
(5100oC) dan menjadi makin cepat sampai sekitar 12500oF
(6800oC). Penyepuhan pada atau sekitar 12500oF untuk
mendapatkan penyerapan maksimum dari
karbida mungkin akan mengakibatkan masuknya elemen tersebut ke dalam zona
transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi lebih lemah yang mungkin dapat
diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan. Secara ringkas, pendinginan
menghasilkan martensit, suatu mikrostruktur getas yang sangat keras dan kuat;
pemanasan kembali akan sedikit mengurangi kekuatan dan kekerasan, namun akan
meningkatkan keuletan dan kekenyalan.
Baja dikatakan dipadu
jika kompesisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan Baja karbon biasa
yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak
digunakan.Unsur yang paling banyak digunakan untuk baja paduan, yaitu: Cr,Mn,
Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb dan Zr. Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai
dengan komposisi struktur dan penggunaannya.
BAB II
Komposisi dan Bentuk Stuktur Kristal
Baja Paduan Rendah
2.1 Komposisi Baja Paduan Rendah
Berdasarkan
komposisi baja paduan rendah dibagi menjadi :
1.
Baja tiga komponen : terdiri dari satu unsur
pendukung dalam penambahan Fe dan C
2.
Baja empat komponen : terdiri dari dua unsur paduan
dst.
Sebagai
contoh baja paduan rendah yaitu bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih
kecil dari 8% (menurut Degarmo. Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi
menyebutkan 4%), misalnya : suatu baja padua rendah terdiri atas 1,35%C; 0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P;
0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W [Dalam hal ini 6,06%<8%]>)
Baja paduan istimewa lainnya
terdiri 35-44% Ni dan 0,35% C,memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :
1.
Invar
: memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 – 100 °C. Digriakan untuk
alat ukur presisi.
2.
Platinite
: memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti platina.
3.
Elinvar
: memiliki modulus elastisitet tak barubah pada suhu 50°C sampai 100°C.
Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.
2.2
Bentuk Stuktur Kristal Baja Paduan Rendah
2.3.Stuktur
baja paduan diklasifikasikan berdasarkan :
Stuktur Kristal Baja Paduan
2.3.1 Baja Ferit
Baja
ferit mempunyai stuktur sel BCC (Bodi Centered Cubic) atau kubik pusat
ruang,kpr. Pada BCC semua sumbu memiliki panjang yang sana dengan sudut antar
sumbu90o(derajat). Stuktur BCC mempunyai atom pada tiap titik sudut
kubus dan satu atom pada pusat kubus. Setiap atom besi dalam stuktur kubik
pusat ruang ini dikelilingi oleh delapan atom tetangga, baik atom pada sudut
maupun pada pusat sel satuan. Sel satuan logam kpr memiliki dua atom. Satu atom
di pusat kubus dan delapan kali seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya.
Bentuk
sel satuan BCC
2.3.2
Baja Martensite
Martensit memiliki stuktur BCT (Body Centered
Tetragonal). Sel satuan ini memiliki satu atom pada pusat kubus dan
seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya. Sel satuan ini memiliki dua
sumbu yang sama panjang dan satu sumbu berbeda. Sudut antara sumbu pada stuktur
BCT adalah 90oC.
2.3.3
Baja
Austenit
Austenit mempunyai stuktur sel
FCC ( Fase Centered Cubic) atau kubij pusat sisi, kps. Pada FCC, semua sumbu
memiliki panjang yang sama dengan sudut antara sumbu 900 (derajat).
Sel kps tidak memilki atom yang terletak pada pusat kubus. Sel satuan ini memiliki atom yang terletak pada pusat
bidang /sisi dan atom pada titik sudut kubusnya. kedelapan atom pada titik
sudut menghasilkan satu atom, dan keenam bidang sisi menghasilkan 3 atom per
sel satuan. Dengan demikian sel satuan FCC memiliki 4 atom.
Bentuk sel satuan FCC
Sifat-sifat
yang penting pada austenit :
1. Ketangguhan baik sekali
2. Ketahana korosi yang paling baik
dari SS yang lain
3. Bentuk kristal pada suhu ruangan dan
temperature tinggi adalah FCC
4. Non hardened heattretment
5. Mudah dibentuk
6. Dapat menahan timbulnya scc dan
linier granulun corrosion
7. Paling banyak dipakai dalam industri
8. Non magnetit
9. Stabil antara temperatur (911 –
1392) oC
10. Maximum solubility 2,14 % wt C.
11. Elevated temperatur.
2.4. Stuktur micro
pada perlakuan panas pada baja
perlakuan panas pada baja
Dengan mengendalikan reaksi
eutectoid, dapat diperoleh 3 konstituen micro penting yaitu : pearlit, bainite,
dan martensit yang bentuk stukturnya adalah sebagai berikut :
2.4.1 Pearlit
Perlit
adalah suatu campuran lamellar dari ferrite dan cementite. Kontituen ini
terbentuk dari dekomposisi austenite melalui reaksi eutectoid pada keadaan
setimbang, dimana lapisan ferrite dan cementite terbentuk secara bergantian
untuk menjaga keadaan kesetimbangan komposisi eutectoid. Pearlite memillki
struktur yang lebih keras dari pada ferrite, yang terutama disebabkan oleh
adanya fase cementite atau carbide dalam bentuk lamel-lamel yang ditunjukkan
pada gambar dibawah ini:
Microstruktur
pearlit pada baja
Gambar
diatas menunjukkan struktur mikro pearlite dalam perbesaran lebih tinggi.
Daerah yang lebih terang pada gambar adalah ferrite sedangkan daerah yang lebih
gelap pada gambar adalah carbide atau cementite.
Baja Eutektoid didinginkan pada temperatur
Austenite (8500C – 7500C) setelah sampai
pada temperatur 6500C,
perlit akan mulai dibentuk pada 1 detik dan sempurna
pada 210 detik. Formasi pearlit ditandai dengan pertumbuhan batas butir austenite akibat difusi permukaan dari batas butir,
dimana pearlit sebagai
Junction (ranting) akibat difusi ferrite dan sementite. Pertumbuhan batas butir
semakin banyak tergantung sistem
pendinginan dan kandungan karbon yang dimiliki. Hal ini penting, karena
campuran ferit dan karbida dapat pula dibentuk dengan reaksi yang lain.
Mikrostuktur hasil prosedur yang lain, tidak berbentuk lamel (lihat gambar
dibawah). Oleh sebab itu, sifat hasil modifikasi ini berbeda.
Terbentuknya
pearlit
Pertumbuhan
ferit dan karbida secara simultan biasanya mulai terjadi pada batas butir
austenit. Lamel kedua fase tersebut tumbuh ke arah dalam. Ketika terjadi
pertumbuhan, karbon bersegrasi, jika laju pendingin lambat maka atom karbon
dapat berdifusi lebih jauh dan terbentuk pearlit kasar (lapisan lebih tebal).
Jika laju pendingin dipercepat maka jarak difusi lebih pendek. Hasilnya adalah
pearlit halus, jumlah lamel lebih banyak dan lebih tipis.
Pertumbuhan
pearlit pada batas butir akibat difusi
Karena
pearlit berasal dari austenit dengan komposisi eutektoid, jumlah pearlit harus
sama dengan austenit eutectoid yang
terurai. Baja pearlit didapat, jika unsur- unsur paduan relatif kecil (maksimum
5%). Baja ini mampu mesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heattreatment
(hardening dan tempering).
2.4.2
Bainite
Bainite adalah suatu campuran non-lamellar dari
ferrite dan cementite yang terbentuk pada dekomposisi Austenite melalui reaksi
eutectoid. Berbeda dengan pearlite yang terbentuk pada laju transformasi
pendinginan sedang strukturnya adalah acicular, terdiri atas ferrite lewat
jenuh dengan partikel-partikel carbide terdispersi secara diskontinu. Dispersi
dari bainite tergantung pada temperatur pembentukannya.
Gambar Bainite
2.4.3
Martensit
Martensit merupakan
baja cr dengan atau tanpa paduan lain. Martensit terbentuk pada suhu
diatas suhu ruang, tetapi dibawah suhu eutekeoid dimana struktur fcc austensit
menjadi tidak stabil. Austenit secara spontan berubah menjadi struktur
pemusatan ruang dengan cara khusus tidak melibatkan difusi, tetapi diakibatkan
oleh suatu gerak geser. Semua atom bergeser serempak, dan tidak ada atom
individu yang bergeser lebih dari nanometer dari tetanggga semulanya. Karena
tanpa difusi, perubahan berlangsung cepat. Semua atom karbon yang ada tetap
dalam larutan padat. Dengan lebih dari 15% karbon, struktur pemusatan ruang
yang terjadi tidak berbentuk kubus tetapi tetragonal (bct).
Karena martensit yang terdapat dalam baja umumnya
mempunyai struktur non-kubik dan arena karbon terperangkap dalam kisi,tidak
mudah terjadi slip. Oleh itu,martensit
keras, kuat, dan rapuh. Gambar dibawah ini memperlihatkan perbandingan
kekerasan martensit dengan baja yang mengandung pearlit, sebagai fungsi dari
kadar karbon.
kekerasan martensit (karbon 0,8%)
Peningkatan kekerasan ini penting
direkayasa , karena mampu menghasilkan baja yang sangat tahan terhadap abrasi
dan deformasi. Namun, martensit terlalu rapuh untuk digunakan untuk hampir
semua jenis aplikasi. Oleh karena itu, perlu ditemper dengan pemanasan.
A. Martensit
Temper
Hadirnya martensit sebagai fase metastabil yang
mengandung karbon dalam larutan padat dalam stuktur BCT tidak mengubah bentuk
diagram fasa besi-karbida. Pada suhu dibawah suhu eutektoid setelah waktu
tertentu, larutan lewat jenuh karbon besi, terus berubah sehingga membentuk
ferit dan karbida yang lebih stabil. proses pemanasan ini secara komersial
dikenal sebagai temper
M α + karbida
(martensit) (martensit
temper)
Microstruktur (α + C) yang
dihasilkan tidak berbentuk lamel,tetapi mengandung partikel karbida
terdispersi. Martensit temper ini
jauh lebih tangguh dibandingkan dengan martensit, sehingga menjadi produk yang
lebih sesuai untuk berbagai aplikasi,meski kekerasannya berkurang.
Microstuktur martensit temper
bertambah kasar dengan bertambahnya waktu temper dan naiknya suhu.
Kecenderungan ini diakibatkan pertumbuhan (koalesensi) karbida menjadi partikel
yang lebih besar (namun lebih sedikit). Stuktur Kristal martensit temper tidak
sama dengan stuktur martensit. Microstuktur dua fasa ini mengandung ferit dan
karbida, microstuktur ini terjadi akibat dekomposisi martensit dan lebih keras
dengan daerah batas antarfasa yang lebih luas.
BAB
III
Contoh
Penggunaan Baja Paduan Rendah
Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifanya, baja paduan
diklasifikasikan menjadi :
2.3
Baja konstruksi (structural steel),
Baja Konstruksi, dibedakan
lagi mejadi; tiga golongan tergantung persentase unsur pa duanya, yaitu :
1.
Baja
paduan rendah (maximum 2 %),
2.
Baja
paduan menengah (2- 5 %),
3.
Baja
paduan tinggi (lebih dari 5 %)
2.4 Baja perkakas (tool steel).
Baja perkakas(Tool Steel) adalah Baja dengan sifat fisik
khusus serta baja dengan kandungan Carbon antara 0.3 – 1.6% dan
mengandung unsur-unsur paduan lainnya (Cr, V, W, Mo, dll). Unsur-unsur paduan
tersebut membuat baja tersebut mempunyai sifat mekanik (kekerasan, ketahanan
abrasi, kemampuan potong, kekerasan pada temperatur tinggi) yang sangat baik
sehingga baja tersebut dapat digunakan sebagai tool (perkakas), misalkan
sebagai mould, dies atau pisau. Umumnya tool Steel digunakan setelah di “heat
treatment” (perlakuan panas), hal ini untuk mendapatkan sifat mekanik yang
benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Sesudah di heat treatment baja jenis
ini, sifat-sifat mekanikya lebih baik dari pada baja karbon biasa. Baja Perkakas,
dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan tebal benda
yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Tool
steel diproduksi dalam berbagai type atau grade. Pemilihannya tergantung pada
jenis pembebanannya (impact, abrasi) atau pada pekerjaannya : stamping,
cutting, extrusi, forging, dll.
Baja perkakas paduan rendah,
kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250 °C . Baja perkakas paduan tinggi,
kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600°C. Biasanya komposisinya terdiri dari
0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V. Ada lagi terdiri 0,9% C, 9 W, 4% Cr dan 2-2,5%
V.
Baja paduan istimewa lainnya terdiri
35-44% Ni dan 0,35% C,memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :
1.
Invar
: memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 – 100 °C. Digriakan
untuk alat ukur presisi.
2.
Platinite
: memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti platina.3.
3.
Elinvar
: memiliki modulus elastisitet tak barubah pada suhu 50°C sampai 100°C.
Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.
Paduan patong
Paduan potong digunakan untuk alat-alat potong yang
beroperasi sampai suhu (1000-1100)°C. tidak dapat dimesin secara biasa.
Diproduksi dangan dua cara :
1.
casting
cutting alloys atau stellites, terdiri dari sejumlah besar cobalt dan wolfram,
memiliki kekerasan (HRc= 60-65) dan mencair pada suhu tinggi. Batang-batang
tuangan paduan ini dengan ketebalan 5-10mm digunakan untuk memperkeras
permukaan dengan disambung pada ujung alat-alat potong untuk meningkatkan umur
(lama pemakaian).
2.
cemented
carbides, dibuat dari campuran powder (serbuk) wolfram dan titanium carbide dan
cobalt yang disatukan secara proses powsere metallurgy.Kekerasannya mencapai
lebih dari 85 HRc, dan tetap keras hingga suhu 1000°C.
BAB
IV
Proses/Cara Pembuatan Baja Paduan
Rendah
Proses pembuatan baja karbon dimulai dengan proses ekstraksi
bijih besi. Proses reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast furnace) di
mana di dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu gamping (limestone) yang
telah mengalami pemanggangan (sintering) diproses bersama-sama dengan kokas
(cokes) yang berasal dari batubara. Serangkaian reaksi terjadi di
dalam tanur pada waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting yang
mereduksi bijih besi menjadi logam besi adalah sebagai berikut: Fe2O3 + 3CO
à 2Fe + 3CO2
Bagan Proses
Pembuatan Baja
Gambar Proses
Peleburan Besi/Baja
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig
iron) dengan kandungan karbon yang cukup tinggi (4% C) beserta
pengotor-pengotor lain seperti silkon, mangan, sulfur, dan fosfor . Besi mentah
ini belum dapat dimanfaatkan secara langsung untuk aplikasi rekayasa karena
sifat-sifat (mekanis)-nya belum sesuai dengan yang dibutuhkan karena
pengotor-pengotor tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau coran selanjutnya
dikirim menuju converter yang akan mengkonversinya menjadi baja.
Proses pembuatan baja karbon umumnya berlangsung di tungku
oksigen-basa (basic-oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi mentah
cair dicampur dengan 30% besi tua (scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke
dalam tanur. Selanjutnya, oksigen murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam
leburan, bereaksi dengan Fe membentuk oksida besi FeO. Beberapa saat sebelum
reaksi dengan oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk slag dimasukkan dalam
jumlah tertentu.
Oksida
besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon di dalam besi mentah
sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon lebih rendah dan gas karbon
monoksida. Reaksi penting yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai berikut: FeO
+ C Ã Fe + CO
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi
penurunan kadar karbon dan unsur-unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam
jumlah yang signifikan.
Contoh Baja Karbon Paduan Rendah
Ada beberapa proses pembuatan baja karbon antara lain :
4.1
Proses Konvertor
Converter
ialah sebuah tabung baja dengan dinding berlapis dan tahan terhadap
temperatur tinggi serta ditempatkan pada sebuah dudukan yang
dibentuk sedemikian rupa agar posisinya dapat diubah secara vertikal mapun
secara horizontal dengan posisi mulut berada disamping atau diatas bahkan
dibawah. Posisiposisi ini diperlukan untuk pengisian,penghembusan karbon
dioksida dan penuangan hasil pemurnian
Proses pemurnian ini
dilakukan dengan terlebih dahulu mencairkan besi mentah ke dalam converter yang
berada pada posisi horizontal kemudian converter diubah posisinya pada posisi
vertikal dan pada posisi ini udara bertekanan 140 KN/m2 dihembuskan melalui
dasar converter kedalam besi mentah cair, dengan demikian maka unsur karbon
akan bersenyawa dengan oksigen menjadi karbon dioxida (CO2) dan mengikat
unsur-unsur lainnya.
Dengan tekanan udara
sedemikian itu unsur-unsur tersebut akan terbawa keluar dari converter, proses
ini dilakukan dalam waktu 20 menit,dari proses ini besi mentah memiliki
unsur-unsur paduan tidak lebih dari 0,05 % dan 0,006 % diantaranya adalah unsur
karbon dan dianggap sebagai besi murni atau Ferrite (Fe), selanjutnya
ditambahkan unsure karbon ke dalam converter ini dengan jumlah tertentu sesuai
dengan jenis baja yang dikehendaki hingga 2,06%, coverter ini berkapasitas
antara 25 ton sampai 60 ton.
Pada dasarnya berbagai metoda
dalam proses pembuatan baja ini ialah proses pemurnian unsur besi dari berbagai
unsur yang merugikan sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, oleh karena itu
dalam proses pembuatan baja dengan menggunakan sistem converter ini ialah salah
satu proses pemurnian atau pemisahan besi dengan menggunakan bejana sebagai
alat pemanasan (peleburan) besi kasar tersebut. Lihat gambar dibawah yang
merupakan bagian dari bentuk pemurnian besi kasar dengan dapur basa dari sistem
converter.
Terdiri dari satu tabung yang
berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping. Sistem kerjanya yaitu :
1.
Dipanaskan
dengan kokas sampai ± 1500 0C,
2.
Dimiringkan
untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
3.
Kembali
ditegakkan.
4.
Udara
dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
5.
Setelah
20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
Proses
konvertor terdiri dari:
- Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari
batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2),
Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat
bereaksi dengan SiO2. SiO2 +
CaO CaSiO
- Proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api
bisa atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang
diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si
0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5),
untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
CaO + P2O5
Ca3(PO4)2 (terak cair)
4.2 Proses
Siemens Martin
Menggunakan
sistem regenerator (± 3000 0C.). Fungsi dari regenerator adalah:
a. Memanaskan gas dan udara atau
menambah temperatur dapur
- Sebagai Fundamen/ landasan dapur
- Menghemat pemakaian tempat
- Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
- Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
- Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
Pada proses Open-Hearth digunakan
campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja bekas (steel scrap)
sebagai bahan isian (charge). Pada proses ini temperatur yang dihasilkan oleh
nyala api dapat mencapai 1800oC. Bahan bakar (fuel) dan udara sebelum
dimasukkan ke dalam dapur terlebih dahulu
dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan cairan logam isian.
c. Periode membersihkan/memurnikan (refining)
dan deoksidasi
d.Bahan bakar yang dipakai adalah: campuran
blast furnace gas dan cokes oven gas.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam heart lewat puntu pengisian.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam heart lewat puntu pengisian.
Gambar
Dapur Siemens Martin
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth furnace ini dapat dalam keadaan basa atau asam (basic or acid open-hearth). Pada basic open-hearth furnace, dinding bagaian dalam dapur dilapisi dengan magnesite brick. Bagian bawah untuk tempat logam cair dan terak dari bahan magnesite brick atau dolomite harus diganti setiap kali peleburan selesai. Terak basa yang dihasilkan + 40 - 50 % CaO. Pada acid open-hearth furnace, dinding bagian dalam dapur dilapisi dengan dinas-brick. Bagian bawah dinding dapur harus diganti setiap kali peleburan selesai. Terak yang dihasilkan mengandung silica yang cukup tinggi yaitu 50 - 55 % SiO2. Pada proses basic ataupun acid dapat menggunakan bahan isian padat ataupun cair.
Proses yang menggunakan isian padat biasa
disebut “Scarp and pig process” yaitu proses yang isian padatnya terdiri dari
besi mentah (pig iron), baja bekas (Scrap steel) dan sedikit bijih besi (iron
ore). Proses yang mengggunakan besi mentah cair terdiri dari besi mentah cari +
60 % dan baja bekas kira-kira 40 % dan sedikit bijih besi dan bahan tambah.
Cara ini biasa dikerjakan pada perusahaan dapur tinggi (blast furnace) dimana
besi mentah cair dari dapur tinggi tersebut langsung diproses pada open-hearth
furnace.
1. Proses Basic Open-Hearth
Pada proses basic open-hearth ini, mula-mula
ke dalam dapur dimasukkan baja bekas (scarap steel) yang ringan kemudian baja
bekas yang berat. Setelah itu ditambahkan bahan tambah (batu kapaur) dan bijih
besi yang diperlukan untuk membentuk terak pertama.
Pada akhir proses peleburan, sebagian Phospor (P) yang terdapat dalam besi mentah akan berubah menjadi terak. Untuk menjaga agar terak tidak masuk/berekasi kembali dengan logam cair, maka kira-kira 40% - 50% terak tersebut lekas dikeluarkan dan juga perlu ditambahkan batu kapur untuk membentuk terak yang baru. Sebagian Sulfur (S) dapat dikeluarkan dari logam dengan reaksi :Reaksi ini diikuti dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan terak CaS yang terjadi berupa terak basa.
Pada akhir proses peleburan, sebagian Phospor (P) yang terdapat dalam besi mentah akan berubah menjadi terak. Untuk menjaga agar terak tidak masuk/berekasi kembali dengan logam cair, maka kira-kira 40% - 50% terak tersebut lekas dikeluarkan dan juga perlu ditambahkan batu kapur untuk membentuk terak yang baru. Sebagian Sulfur (S) dapat dikeluarkan dari logam dengan reaksi :Reaksi ini diikuti dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan terak CaS yang terjadi berupa terak basa.
Macam-macam baja paduan dapat dihasilkan dalam
open-hearth furncae, yaitu dengan menambahkan bahan paduan yang dikehendaki
seperti : tembaga, chrome, nikel dan sebagainya. Untuk deoxidasi terakhir,
biasanya dengan menambahkan Alumunium ke dalam kowi tempat menampung/mengetap
baja cair yang dihasilkan agar kadar silicon dapat dibatasi. Pertama-tama baja
bekas dan batu kapur dimasukkan ke dalam dapur. Kemudian dipanaskan sampai
temperatur yang cukup, lalu bahan isian cair dimasukkan lewat pintu pemasukan.
Reaksi kimia terjadi serupa dengan di atas.
2. Proses Acid Open-Hearth
Proses acid open-hearth membutuhkan bahan
isian berkualitas lebih baik dengan kadar Phospor P < 0,03% dan kadar
Sulphur S < 0,03%. Proses ini biasanya memakai bahan isian padat dengan 30 -
50 % berat baja bekas. Kandungan Silicon dipertahankan < 0,6%, kandungan
Silicon ini perlu dipertahankan dalam kadar yang rendah sebab pada akhir
periode pemanasan, kandungan Silicon akan naik.
Pada proses ini, biji besi tidak boleh
ditambahkan pada bahan isian, dimana hal itu dapat menimbulkan reaksi dengan
Silica pada bagian tungku berupa 2FeO.SiO2. Setelah pengisian dan pemanasan,
besi, Silicon dan Mn dioksidasi dan bersatu dengan bahan tambah dan membentuk
terak pertama (+ 40% SiO2).
3. Efisiensi Ekonomis Operasi Open-Hearth
Furnace
Faktor-faktor ekonomis yang utama pada operasi
Open-hearth furnace adalah :
Pemakaian bahan bakar setiap ton berat baja yang dihasilkan. Produksi baja dalam ton berat, setiap m2 luas tungku dalam tiap 24 jam. Pemakaian bahan bakar setiap berat baja cair tergantung pada banyak faktor, antara lain :
Pemakaian bahan bakar setiap ton berat baja yang dihasilkan. Produksi baja dalam ton berat, setiap m2 luas tungku dalam tiap 24 jam. Pemakaian bahan bakar setiap berat baja cair tergantung pada banyak faktor, antara lain :
a. Komposisi bahan isian (charge)
b. Thermal capacity dari dapur.
Pada prakteknya diperlukan panas 700 - 1400
Kcal untuk setiap kg baja. Untuk keperluan ini biasa digunakan bahan bakar + 10
-25 % dari berat baja yang dihasilkan. Untuk bahan isian cair akan memerlukan
bahan bakar yang sedikit dibandingkan dengan bila bahan isian padat. Produksi
baja dalam ton tiap m2 luasan tungku dihitung berdasarkan produksi out put
dapur dalam ton berat dibagi luasan tungku Q/m2.
Cara untuk menaikkan efisiensi ekonomis adalah
dengan cara menggunakan udara yang banyak mengandung Oksigen untuk membakar
bahan bakar. Dengan cara ini, temperatur nyala api (flame) dapat naik sehingga
radiasi dari nyala api dapat bertambah dan pembakaran dapat lebih sempurna.
Dengan
penambah Oksigen ini akan dapat pula mengurangi kadar Carbon ( C ) dalam baja.
Dengan cara ini produksi dapat naik + 25 - 30 %. Dengan memakai “Auotmatic
control”, akan menaikan efisiensi bb (5%); output (8%); umur lapisan dalam
(9%).
4.3 Proses
Basic Oxygen Furnace (BOF)
Proses
tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi kasar (65
–
85 %) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur
dengan besi bekas dan batu kapur. Panas
ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen. Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer
sekitar tahun 1800.
Pembuatan
Baja dengan Tanur Oksigen Basa (BOF)
Besi
bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu tahan api
basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran oksigen
yang didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas
permukaan logam cair. Unsur-unsur karbon, mangan dan silicon akan teroksidasi.
Batu kapur dan kalsium fluor ditambahkan untuk mengikat kotoran-kotoran seperti
fosfor dan belerang dan membentuk terak. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses
ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Keuntungan
dari BOF adalah:
- BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
- Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
- Tidak perlu tuyer di bagian bawah
- Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
- Biaya operasi murah
4.4 Proses
Dapur Listrik
Proses dapur listrik adalah temperatur tinggi dengan
menggunakan busur cahaya electrode dan induksi listrik. Tanur Busur Listrik
(EAF) adalah peralatan / alat yang digunakan untuk proses pembuatan logam /
peleburan logam, dimana besi bekas dipanaskan dan dicairkan dengan busur
listrik yang berasal dari elektroda ke besi bekas di dalam tanur.
Ada dua macam arus listrik yang bisa digunakan dalam proses
peleburan dengan EAF, yaitu arus searah (direct current ) dan arus bolak
– balik ( alternating current). Dan yang biasa digunakan dalam proses
peleburan adalah arus bolak-balik dengan 3 fase menggunakan electroda
graphite.
Salah satu kelebihan EAF dari basic oxygen furnance adalah
kemampuan EAF untuk mengolah scrap menjadi 100 % baja cair. Menurut survei
sebanyak 33% dari produksi baja kasar (crude steel) diproduksi
menggunakan Tanur busur listrik (EAF). Sedangkan kapasitas porduksi dari EAF
bisa mencapai 400 ton. Kelebihan lain dari EAF ini adalah energi yang
dikeluarkan busur listrik terhadap logam bahan baku sangant besar, menyebabkan
terjadinya okisdasi besar pada logam cair. Hal ini menyebabkan karbon yang
terkandung di dalam logam bahan baku teroksidasi sehingga kadar karbon dalam
logam tersebut menjadi berkurang.
Bentuk fisik dari dapur (EAF) ini cukup rendah sehingga
dalam hal pengisian bahan bakunya pun sangat mudah. Dalam hal pengoperasiannya
pun EAF juga tidak terlalu sulit karena hanya memerlukan beberapa orang
operator yang memantau proses peleburan dan penggunaan listrik pada dapur
tersebut.
Gambaran Umun
Struktur dari Tanur busur listrik adalah Tungku oval (bagian
bawah), dinding tanur yang berbentuk selinder, dan tutup tanur yang bisa
bergerak menutup dan membuka untuk proses pengisian. Pada tutup tanur terdapat
3 buah lubang yang merupakan dudukan elektroda grafit, yang terdiri dari
mekanisme penjepit elektroda. Sedangkan elektroda tidak bertopang pada tutup
tanur melainkan bertopang pada rangka tersendiri dan rangka tersebut memiliki
mekanisme pengangkat dan untuk menurunkan elektroda pada posisi – posisi yang
dapat diatur pada waktu pengoperasian. Untuk mengurangi rugi kalor (heat
loses) pada tutup tanur, maka tutup tanur dilapis dengan isolator panas.
Pada dinding pelindung tanur terdapat batu tahan api sebagai
isolator panas bagian dalam yang dihasilkan tanur tersbut. Pada dinding tanur
ini tidak diperlukan lagi lining karena
pada
bagian ini tidak lagi bersentuhan dengan cairan. Sedangkan kotruksi luar dari
dinding di tutupi oleh pelat baja dengan ketebalan tertentu. Pada dinding
bagian luar ini juga terdapat sistem pendingin yang menggunakan fluida air
sebagai media pendinginan.
Pada bagian tungku oval (spherical hearth) terdapat 3
lapisan yaitu lapisan lining kemudian lapisan batu tahan api dan sebagai
kontruksi bagian luar digunakan pelat baja dengan ketebalan tertentu. Pada
bagian ini juga terdapat tapping spout atau yang lebih dikenal dengan
istilah saluran penuangan, yang digunakan untuk proses penungan cairan yang
akan di cetak atau diatur komposisinya di ladle furnance. Pada bagian
yang berhadapan dengan tapping spout adalah slaging door atau
yang lebih dikenal dengan pintu slag, yang digunakan untuk mengeluarkan slag.
Untuk mengatur posisi penuangan dan pengeluaran slag, terdapat
mekanisme pada dasar bagian luar tanur yang berbentuk roda gigi berpasangan
yang digerakkan oleh screw bar. Banyak tipe dapur listrik yang
digunakan, tetapi secara praktek hanya tipe berikut yang digunakan dalam
industry pembuatan baja :
- AC direct-arc electric furnace (dapur busur listrik – arus bolak balik)
- DC direct-arc electric furnace (dapur busur listrik – arus searah )
- Induction electric furnace (dapur induksi)
Pada dapur busur listrik – arus bolak balik, arus melewati
suatu elektroda turun ke bahan logam melalui suatu busur listrik, kemudian arus
tersebut dari bahan logam mengalir keatas melalui busur listrik melalui busur
listrik menuju elektroda lainnya. Untuk peleburan baja dapat dilakukan arus
satu, dua atau tiga fasa. Umumnya digunakan arus 3 fasa.
Dalam dapur listrik – arus searah, arus listrik melewati
satu elektroda turun kebahan yang akan dilebur melelui busur listrik, yang
kemudian mengalir menuju elektroda pasangannya yang berada dibawah dapur.
Dapur listrik ini dikembangkan oleh Dr. Paul Heroult
( USA ). Dapur busur listrik Heroult yang pertama dibuat untuk memproduksi
baja, dibangun oleh Halcomb steel company di Syracuse, New
York pada tahun 1906.
Skema penampang dapur busur listrik – arus bolak balik.
Pada dapur induksi, arus listrik diinduksikan kedalam
baja dengan osilasi medan magnet. Berdasarkan frekwensinya, dapur induksi
dikelompokkan sebagai berikut:
- Dapur induksi frekuensi rendah. Menggunakan prinsip trafo, dimana bahan logam yang akan dilebur bertindak sebagai kumparan sekunder, sedang gulungan dengan inti besi bertindak sebagai kumparan primer.
- Dapur induksi frekwensi medium atau tinggi. Arus dengan frekwensi mediumatau tinggi dilewatkan kumparan yang meliliti bejana ( crucible ) yang berisi bahan logam yang akan dilebur.
Dapur listrik dapat digunakan untuk pembuatan baja, baik
dengan proses asam maupun basa. Hampir semua dapur listrik yang digunakan untuk
melayani produksi ingot baja, baja cetak kontinya dan industry
pengecoran saat ini menggunakan pelapis bata tahan api basa.
Dapur listrik dapat digunakan untuk memproduksi hampir semua
jenis baja. Untuk kapasitas dibawah 1.500.000 ton/tahun, dapur listrik lebih
ekonomis digunakan daripada kombinasi blast furnace dan proses oxygen
steel making basa. Hal tersebut khususnya berlaku pada daerah dimana
tersedia banyak scrap dan harga tenaga listrik yang murah. Dapur listrik
lebuh fleksibel untuk melayani operasi produksi yang intermittent ( misal,
akibat permintaan pasar yang fluktuatif ). Dapur listrik mempunyai keterbatasan
antara lain sebagai berikut :
- Tidak mampu memproduksi baja dengan kandungan unsure residual rendah dari scrap yang mempunyai unsure residual yang tinggi.
- Satu dapur listrik tidak dapat melayani secara kontinyu dan berurutan satu mesin cetak kontinyu ( minimum diperlukan 2 dapur listrik )
- Dapur listrik tidak ekonomis digunakan untuk produksi melebihi 1.500.000 ton baja/tahun, pada satu daerah.
Kandungan
nitrogen dalam baja biasanya dua kali lebih tinggi daripada baja yang
dihasilkan oleh proses oxygen steel making, baik basa maupun asam.
Keuntungan
:
- Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
- Temperatur dapat diatur
- Efisiensi termis dapur tinggi
- Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
- Kerugian akibat penguapan sangat kecil
4.5 Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu
dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses :
- Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
- Bahan bakar (arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
- Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
- Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
- 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk
membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan
akan terurai bereaksi dengan karbon: Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong,
panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
4.6
Proses Dapur Cawan
- Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
- Kemudian dapur ditutup rapat.
- Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
- Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.
Proses dapur cawan